A.
Arti Dharmayatra
Dharmayatra terdiri dari dari dua
kata yaitu dhamma dan yatra. Dhamma artinya kebenaran, ajaran, suci, sedangkan
Yatra artinya ditempat mana. Jadi Dhammayatra artinya berziarah ditepat-tempat
suci atau tempat yang berhubungan dengan dharma.Dharmayatra
muncul pada abad ke III ketika Raja Asoka berkuasa di Jambudipa. Dalam Kitab
Mahavastu dan Asokavadana dikisahkan di ibukota Jambudipa yaitu pataliputta
berkuasa seorang Raja bernama Bindusara.
B.
Sejarah dharmayatra
Raja memiliki banyak permaisuri dan
100 orang anak. Salah satu anak tersebut bernama Asoka yang memiliki
penampilan, kekuatan yang luar biasa melampaui saudaranya.
Karena keahlian yang dimiliki maka
Asoka berambisi menjadi Raja untuk menggantikan ayahnya. Sebelum menjadi Raja
Asoka telah membunuh 99 orang saudaranya, sehingga ia berharap memiliki
kerajaan yang utuh tanpa ada yang mengganggu.Hal ini terjadi pata tahun 218 SM
setelah Sang Buddha Parinibbana, dan empat tahun kemudian Asoka dinobatkan
menjadi Raja di Pataliputta. Ia telah menguasai Jambudipa.
Sebagai seorang Raja ia memerintah
dengan keras dan ia dipandang sebagai Raja yang bengis serta kejam, sehingga ia
dijuluki sebagai “CANDASOKA” (Asoka Jahat).Pada mulanya Raja Asoka tidak mengenal
Buddha Dhamma, namun pada suatu hari selagi Raja berdiri didekat sebuah
jendela, ia melihat seorang pertapa yang tenang sekali, yaitu Samanera Nigroda,
putra dari Sumana, kakak tertua dari semua Raja Bindusara. Dengan kata lain
Samanera Sumana adalah kemenakan Raja asoka sendiri.Raja Asoka mengundang
Samanera Sumana ke istananya. Di istana Samanera membabarkan
Appamanavagga(khotbah tentang segala hal tanpa batas) kepada Raja yang akhirnya
Raja Asoka menjadi umat Buddha. Sejak menjadi umat Buddha Raja melakukan banyak
berdana dan hal-hal baik lainnya.
Menurut Kitab Mahavamsa, Raja Asoka
menjadi umat Buddha karena bertemu dengan Samanera Sumana, sedangkan menurut
Kitab Asokavadana Raja bertemu dengan bhikkhu Samudra, dalam pertemuan tersebut
bhikkhu Samudra menunjukkan kekuatan batin (abhinna) dengan cara melayangkan
tubuhnya ke angkasa, setengah tubuhnya mengeluarkan api dan setengah tubuhnya
yang lain mengeluarkan air, dan karena pertunjukkan inilah Raja menjadi umat
Buddha.Setelah Raja Asoka menjadi umat Buddha selain berdana dan berbuat baik
lainnya , ia juga banyak mendirikan vihara .Karena jasa perbuatan baik yang
sangat banyak maka Raja Asoka dikenal dengan nama “Dhammasoka”(Asoka yang hidup
sesuai dengan dhamma).Setelah mantap menjadi umat Buddha lalu ia dibimbing oleh
bhikkhu Samudra dan bhikkhu Upagupta. Atas bantuan bhikkhu Upagupta Raja Asoka
melakukan banyak ziarah ketempat-tempat yang ada hubungannya dengan kehidupan
Sang Buddha.
C.
PAHALA BERDHARMAYATRA
Pahala yang didapat dari
berdharmayatra sangat besar sekali. Karena berdharmayatra dengan disertai niat
dan kemauan yang tulus akan membantu dan menentukan kelahiran kita dialam yang
penuh dengan kebahagiaan (terlahir disurga). Dalam
Mahaparinibbana Sutta Sang Buddha menjelaskan dharmayatra kepada Ananda,
sebagai berikut: “ Ananda, bagi mereka yang dengan keyakinan kuat melakukan
ziarah ke tempat-tempat yang ada hubungannya dengan dhamma, maka setelah
meninggal dunia, mereka akan terlahir kembali di alam surga”.Ketika kita berada
di tempat dharmayatra sebaiknya kita merenungkan sifat luhur dari Sang Buddha
dan kita berusaha melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.
D.
TEMPAT-TEMPATBERDHARMAYATRA
Sang Buddha menyebutkan ada empat
tempat yang wajib dikunjungi oleh umat Buddha, yaitu:
1.
Taman Lumbini
Taman
Lumbini adalah tempat dimana Pangeran Siddharta dilahirkan
dibawah pohon sala kembar pada tahun 623 SM, ketika ibunya dalam perjalanan
kerumah neneknya ke Kerajaan Devadaha. Setelah sampai ditengah hutan Ratu
Mahamaya bermaksud istirahat, lalu melahirkan seorang putra dengan posisi
berdiri dibawah pohon sala kembar dengan tangan memegang ranting. Bayi yang
baru lahir langsung bisa berjalan 7 langkah dimana bekas langkahnya tumbuh
bunga teratai. Dilangkah terahir bayi tersebut langsung mengangkat tangan dengan
berkata : “ Akulah pemimpin dunia ini, Akulah teragung didunia ini, Akulah
tertua didunia ini, Inilah kelahiranku yang terakhir”.Di Taman Lumbini terdapat
Pilar Asoka dan dibangun Vihara bernama Mayadevi.
2.
Buddha Gaya
Buddhagaya adalah
tempat dimana Pertapa Gautama menjadi Buddha pada tahun 588 SM, stelah bertapa
selama 6 tahun dengan cara menyiksa diri. Pertapa Gautama bertapa dibawah pohon
Bodhi (Ficus Religiosa). Ditempat ini telah dibangun Stupa Maha Bodhi dengan
tinggi 170 kaki. Ketika bertapa Pertapa Gautama duduk beralaskan rumput
pemberian seorang pemuda bernama Sothiya. Tempat duduk Pertapa Gautama yang
terletak dibawah pohon bodhi disebut VAJRASANA. Dan diatas tempat inilah
Pertapa Gautama bermeditasi hingga akhirnya menjadi Buddha.
3.
Taman Rusa Isipatana
Taman Rusa
Isipatana adalah tempat dimana Sang Buddha membabarkan khotbah
pertama kali kepada lima orang pertapa. Khotbah pertama ini dikenal dengan nama
“Dhammacakkapavatthana Sutta = khotbah pemutaran roda dhamma yang pertama”. Isi
khotbah ini tentang empat kesunyataan Mulia. Di tempat ini telah dibangun dua
buah stupa oleh Raja Asoka yaitu Dhamek Stupa dan Dharmarajika stupa. Kedua
stupa tersebut telah dirusak atau dihancurkan oleh Jagad Signh dari Benares
pada tahun 1794. Tidak jauh dari kedua stupa tersebut tepatnya sebelah utara
dibangun MULAGANDHAKUTI yang berfungsi sebagai tempat kebaktian. Lalu sebelah
baratnya didirikan Pilar asoka terletak persis dimana Sang Buddha membentuk
Sangha pertama kali.
4.
Kusinara
Kusinara adalah
tempat dimana Sang Buddha Parinibbana(wafat) pada tahun 543 SM pada usia 80
tahun. Jenasah sang Buddha dikremasi pada hari ke delapan setelah kematiannya
dengan tubuh dibungkus 500 lembar kain kafan dan dari manusia dan para dewa.
Suatu keajaiban terjadi yaitu kain terluar dan kain terdalam diterbakar. Untuk
mengenang Sang Buddha ditempat ini didirikan Mahaparinibbana Stupa dan Vihara
dengan Buddha Rupang besar dengan posisi tidur. Untuk memperingati tempat
dimana jasad Sang Buddha dikremasi maka dibangun Makutabandhana Cetiya (Stupa
Kremasi).
Ke-empat tempat tersebut diatas telah
disarankan oleh sang Buddha untuk dikunjungi. Tetapi setelah Sang Buddha
Parinibbana, umat Buddha berdharmayatra bukan hanya ketempat-tempat yang
dipandang penting oleh umat Buddha yang berhubungan dengan kehidupan Beliau.
Tempat tersebut, adalah:
a.
Rajagaha
Adalah ibukota Magadha, yang
diperintah oleh Raja Bimbisara. Kerajaan Magadha telah runtuh, namun tidak
menyurutkan niat kita untuk mengunjungi karena disini masih terdapat bukit yang
bernama Gijjhaguta atau puncak burung nazar. Dipuncak bukit ini Sang Buddha
sering tinggal.
Didekat bukit ini terdapat Goa
satapani, yaitu tempat Sidang sangha pertama dimana bhikkhu Ananda mengulang
Sutta Pitaka dengan dihadiri oleh 500 orang bhikkhu Arahat dipimpin oleh
bhikkhu Maha Kassapa Thera.
b.
Savatthi
Adalah ibukota Kerajaan Kosala. Ditempat ini terdapat vihara Jetavana yang didirikan oleh Anathapindika. Di Vihara ini terdapat Gandhakuti. Selain tempat tersebut masih banyak tempat di India seperti Nalanda, Vesali, Sankisa adalah tempat dimana Sang Buddha turun dari Surga Tavatimsa setelah mengajar dhamma di alam tersebut.
Adalah ibukota Kerajaan Kosala. Ditempat ini terdapat vihara Jetavana yang didirikan oleh Anathapindika. Di Vihara ini terdapat Gandhakuti. Selain tempat tersebut masih banyak tempat di India seperti Nalanda, Vesali, Sankisa adalah tempat dimana Sang Buddha turun dari Surga Tavatimsa setelah mengajar dhamma di alam tersebut.
E.
SEJARAH PERKEMBANGAN AGAMA BUDDHADI
INDONESIA
1.
KERAJAAN SRIWIJAYA
Kerajaan Sriwijaya sekarang
diperkirakan terletak disekitar kota Palembang, Sumatra selatan. Kerajaan ini didirikan sekitar abad ke VII, para Raja di kerajaan ini
umumnya menganut agama Buddha, hal ini dapat dilihat dari catatan bahwa di ibu
kota terdapat Perguruan Tinggi agama Buddha.Di Perguruan tinggi ini banyak
bhikkhu yang belajar agama dan ilmu pengetahuan lainnya.Di Kerajaan ini tinggal
seorang pujangga yang sangat terkenal yaitu Dharmapala dan sakyakirti yang
sempat belajar di Perguruan tinggi ini.Agama Buddha di Sriwijaya juga
diberitakan oleh seorang pemuda dari daratan China bernama Itsing.
Itsing datang ke Sriwijaya pada tahun
671, setelah ia berziarah ke India. Itsing tinggal di sriwijaya selama 6 bulan
sebelum ia kembali lagi ke India.Untuk kedua kalinya Itsing datang kembali ke
Sriwijaya pada tahun 688 dan menetap selama 7 tahun.Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Itsing para bhikkhu yang belajar berjumlah 1.000 orang.
2.
KERAJAAN MATARAM I
WANGSA SYAILENDRA
Kerajaan Mataran dipimpin oleh Raja
Wangsa Syailendra pada abad ke VIII antara tahun 775-850.Pada zaman ini agama
Buddha berkembang sangat pesat sekali karena pada saat itulah Candi Borobudur,
Candi Pawon, Candi Mendut, Candi Plaosan, Candi Kalasan, Candi Sewu didirikan
oleh seniman bangsa Indonesia.Candi-candi tersebut dapat berdiri atas perintah
Raja syailendraSetelah raja Samaratungga meninggal, Mataram diperintah kembali
oleh Raja dari Wangsa Sanjaya yang beragama Hindu, namum agama Buddha dan Hidu
dapat berkembang dengan rukun dan damai.
3.
KERAJAAN MAJAPAHIT
Kerajaan ini dipimpin oleh Raja
Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada tahun 1292-1478.Dibawah Raja-raja Majapahit,
yang menganut agama Hindu dan agama Buddha tetap berkembang dengan baik.Untuk
membina rakyat yang beragama Buddha dan Hindu raja mengangkat dua penasehat
agung yaitu Dharmadhyaksa Ring Kasogatan dari golongan Buddha dan Dharmadhyaksa
Ring Kasewan dari golongan Hindu. Kerukunan tetap terjaga berkat ide cemerlang
dari seorang Pujangga Buddhis bernama Mpu Tantular terkenal dengan bukunya
Sutasoma.Salah satu syair yang terdapat dalam buku tersebut adalah : Ciwara
Buddha Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa.Kalimat ini sampai saat ini
masih kita jumpai dengan nama Bhinneka Tunggal Ika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar